Senin, 06 Februari 2017

Tentang Hipotiroid Kongenital

Halo!

Pertama saya mau mengucapkan Selamat Tahun Baru 2017!! *sambil tepok2 debu di blog*

hehehe..

seperti post yang jaman baheula, saya akan bahas tentang hipotiroid kongenital.

Pada hari terakhir saya di rumah sakit (setelah melahirkan), seperti biasa, bayi akan dicek kembali dengan Dokter anak, apakah si anak boleh ikut pulang dengan orang tuanya atau tidak.

Waktu itu, bilirubin Mili masih tinggi, tapi kata dokter coba dijemur dirumah aja setiap hari. Tapi, ada 1 hasil skrinning yang dia concern. Dimana nilai skrinning TSH - nya Mili itu tinggi.
Dalam batas normal adalah <20 untuk bayi umur 3 hari. Tapi, Mili nilai nya 23.

Dokter anak pun menjelaskan mengenai si TSH ini.
TSH (Tiroid Stimulating Hormone) merupakan hormon yang dilepaskan kelenjar hipofisis di otak untuk memicu pelepasan hormon tiroid dari kelenjar tiroid.
TSH dibutuhkan supaya fungsi tiroid berfungsi dengan baik.
TSH tinggi merupakan ciri-ciri Hipotiroid Kongenital.

Apa tuh? Saya, suami dan mama menyimak penjelasan Dokter , yang mana dalem hati sebenernya takut banget Mili kenapa-kenapa.

Eric: "Lalu, worst case nya apa ya Dok kalo misalnya anak saya positif Hipotiroid Kongenital?"

Dokter : "Worst case nya misalnya adalah anaknya bisa menjadi cebol, IQ dibawah rata-rata"

*DANG!* Gimana rasanya lagi seneng-senengnya abis melahirkan, terus dikasih tau hasil skrinning anak lu yang ga bagus? Sedih? Stress? Depresi?

Eric : "Ada obatnya ga dok?"

Dokter: "Ada.. Hiportiroid sendiri ada 2 macam, sebagian dan total. Kalo sebagian, berarti hormon nya terbentuk tapi tidak sempurna. Kalo yang total, berarti tubuh tidak dapat membentuk hormon tiroid, yang mana itu penting dalam pembentukan otak. Kalo Hipotiroid sebagian, anak harus mulai mengkonsumsi obat hormon sebagai pengganti hormon yang kurang sempurna, sebelum umur 1 bulan hingga umur 3 tahun setiap hari. Kalo hormon tiroidnya bener2 tidak terbentuk, berarti harus minum obat seterusnya."


http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-skrining-hipotiroid-pada-bayi

singkat cerita aja yaa.. gua curcol banyak sama Mira, cerita ke-depresi-an gua.. dia ikutan stress waktu itu. ikut cari tahu juga harus gimana. takut gua stress dan asi gua jadi ga keluar gara2 itu. Macem-macem dah..


Waktu 2 minggu setelah lahiran kan kontrol bekas jaitan. Karena istri dokter Radius itu DSA, akhirnya kita sekalian konsultasi dengan dr. Noviati.
Dan pas Mili berumur 17 hari, gua tes darah lagi setelah dapet surat rekomendasi tes darah dari dr.Noviati.

Hasilnya:
Karena orang awam, gua gatau ini maksunya apa. Browsing2 banyak sih site yang ngejelasin artinya.. Tapi beda2 aja gitu batasan nilainya.
Akhirnya kita cari dokter endokrin yang praktek hari itu juga (setelah dapet rekomendasi dari dr.Noviati juga). Ada Dr. Jose BatuBara di RS Hermina Jatinegara.

---

Di rumah sakit, yang masuk hanya gua, eric dan mili saja ke ruangan prakteknya. Kita pun memberikan hasil tes darahnya ke Dr. Jose, beserta hasil skrinning awal dari Emily.

Dr. Jose : Ini anaknya?

Dia ketawa dong.

Kita : (bingung)

Dr. Jose : Puser nya normal atau nonjol?

Saya : rada nonjol sih, Dok

Dr. Jose : coba saya lihat ( Emily ditidurkan di kasur pasien , dicek beberapa bagian tubuhnya, yaitu mata, lidah dan pusar )

Dr. Jose : Ini mah pusernya belum lama puput. santai.. ini normal kok

Kita menjelaskan ketakutan kita.

Dr. Jose : BAB nya gimana? berapa kali sehari?

Kita : Sering banget, dok.

Dr. Jose : (Ketawa) Tenang aja, kalo yang namanya Hipotiroid Kongenital, gak kaya begini. Anak yang positif itu konstipasi (susah BAB), puser bodong dan sorot matanya berbeda.
Memang hasilnya panel T4 nya agak tinggi, tetapi itu karena anaknya belum berumur 1 bulan. Jadi masih kebawa hormon ibunya. Gak usah takut, ini negatif.

-----

Ini Dokter ngomongnya nyantai pake banget. Yah, maklum kan namanya baru juga jadi orang tua. Panik dan stress gak bisa dihindarin.

---

Sekarang, Emily sehat . Biarpun cepet sakit dan beratnya minimalis di bawah rata-rata. Saya dan suami senang sekali kalau akhirnya Emily tidak ada kelainan hormon.

Terima kasih Tuhan :)