Rabu, 07 Oktober 2015

Lika liku di kantor

Selamat bulan Oktober semua!

Gak terasa, uda 3 bulan dari post terakhir :D
Beneran hati dan otak lagi gak sinkron buat nulis. Bukan gara-gara males loh ya :p

Kali ini gua mau cerita tentang bagaimana gua menjalani hari-hari gua di kantor. Pernah cerita ga ya gua sebelumnya? hahahaha.. Ini lebih ke arah cerita ga jelas sih.. Maafkan kalo panjang dan ga jelas ya :)

----

Gua masuk ke kantor ini sejak April 2012. Dan berarti, sudah 42 bulan gua disini. Selama itu, gua sudah pernah merasakan bekerja di dua department. Dan sekarang, gua pindah divisi lagi :)
Entah gua harus senang atau sedih :D

Sebenernya, dari awal gua di kantor ini. Gua merasa gak cocok dan gak pernah secara greget gua berambisi untuk jadi karyawan terbaik. Beberapa kali terlibat omongan dengan beberapa ex-bos gua, dan gua tetap menjawab seperti itu.
Iya, gua ga menyukai kompetisi. Entah itu kompetisi sistem gugur ataupun kompetisi untuk menjadi yang terbaik. Mungkin karena gua orang yang tidak punya ambisi. hehehe..

Gua bukan tidak mau bekerja se-maksimal mungkin. Iya, ini defense gua lah ya..
Waktu pertama kali gua mendapat assignment, gua bener-bener semangat. Dan berjalan beberapa bulan saja. Karena ternyata teman 1 tim gua, ngomongin yang jelek-jelek ke atasan gua yang dulu. Dan meng-klaim beberapa pekerjaan gua menjadi hak dia dalam penilaian. Jujur, gua bener-bener kecewa. Karena gua ga nyangka temen 1 tim gua begitu. Menyudutkan orang lain demi dia menjadi baik di depan atasan. Sakit hati? Tentu.

Akhirnya gua pindah department (masih dalam 1 divisi yang sama). Itu taun kemarin. Awalnya, gua hepi karena gua mendapat lingkungan baru. Gua juga belajar. Tapi, ternyata gua juga gak merasa 'in love' dengan pekerjaan gua. Di tim ini, gua adalah yang paling junior. Dan mungkin gua yang tidak bisa ber-adaptasi dengan mereka. Akhirnya, gua dipanggil sama atasan gua saat itu.
Atasan gua bertanya, apakah gua kesulitan dalam pekerjaan gua. Dan gua jawab Iya. Lalu atasan gua minta gua semangat untuk bisa menjadi lebih baik dan tidak tertinggal jauh dengan yang lain.
Tahun kemarin, gua dinilai lebih fokus ke urusan pribadi gua (persiapan nikah) daripada pekerjaan.
Tahun ini, gua diminta lebih baik karena sudah menikah. Lalu atasan gua itu resign karena harus tinggal di LN dengan keluarganya.
Atasan gua pun ganti lagi. Kali ini, atasan gua lebih sering mengajak gua berbicara 4 mata, tentang progress gua belajar dan tentang pekerjaan gua. Dia sempat bilang "Saya minta kamu maju, bukan karena saya atasan kamu. Tapi untuk kamu sendiri. Dan saya mau mendorong kamu maju. Karena kalau kamu gagal, berarti saya juga gagal. Kalau kamu maju, saya berhasil"
Setelah itu, gua mulai bersemangat lagi. Belajar hal-hal yang gua masih payah. Lebih sering ke customer, dll.
Hingga akhirnya bulan Agustus lalu, kantor gua mengikuti salah satu pameran. Dan gua juga ikut terlibat di dalamnya. Pada saat selesai pameran, gua dipanggil lagi sama atasan gua. Dan ternyata gua dikritik karena gua masih sangat pasif. Dan ada teman tim gua, yang bilang gua tidak mau membantu dan tidak bisa bekerja sama. Gua berasa dejavu :)
Dan gua udah beberapa kali bilang sama salah satu temen tim gua, kalo ada yang gimana-gimana sama gua, tolong kasih tau gua. Dan itu ga pernah terjadi! HAHAHA..

Dari sini gua belajar, ternyata teman di kantor itu gak ada yang benar-benar bisa diajak berteman dengan jujur. Khususnya teman dalam satu tim. Gua gak mem-plurasikan semua orang seperti itu. Tapi, ternyata orang di sekeliling gua seperti itu.

Sampai kemarin, saat farewell gua pindah divisi, dimulai lah mereka mengeluh tentang gua ketika menyampaikan kesan pesan. Gua syok. Karena ini harusnya acara hepi-hepi.. tapi kenapa masih seperti itu. Dan itu disampaikan dalam forum dan ada Chief gua disana. Kenapa mereka seperti itu?

Sampai kesempatan gua untuk menyampaikan kesan dan pesan. Gua berusaha nahan air mata gua.
"Terima kasih buat kesempatan yang udah dikasi ke gua. Terima kasih untuk semuanya. Kedua, saya minta maaf kalau saya suka bawel, suka pecicilan, suka moody, dan suka asik sendirian. Mungkin kepindahan saya kali ini lebih baik, karena pada saat kita ketemu nanti, kita bisa berteman dengan lebih baik. Terima kasih"

Chief dan atasan gua memperhatikan gua dengan serius. Lalu Chief gua bilang, "Berteman dengan lebih baik maksudnya?". Jawab gua, "Berteman dengan lebih jujur, tanpa menggerutu di belakang". Lalu semua diam.
Salah satu temen gua, dia sekretaris divisi gua, bilang "Siapa tuh yang begitu?" (sambil bercanda), lalu gua cuma menanggapi dengan ketawa-ketawa saja.

----

Banyak hal yang gua pelajari di kantor ini. Dengan orang-orang yang kita anggap teman.
Dengan bercandaan yang gua pikir tulus. Dengan orang-orang yang gua anggap baik.
Dan itu semua cukup untuk gua belajar, bagaimana berteman dengan lebih jujur. Tidak menjelekkan salah satu teman dengan teman yang lain. Tidak menegur orang di depan umum. Tidak menganggap sepele orang-orang yang daya tangkapnya lambat. Yang paling penting, tidak menggerutu dengan atasan tentang orang lain, yang bahkan belum pernah diajak ngomong baik-baik sekali pun.

Terima kasih untuk pelajaran yang sangat mahal ini. Entah berapa lama lagi gua bisa bertahan di kantor ini.
Semoga gua bisa lebih baik di divisi yang baru, dan tim gua yang baru bisa lebih jujur dalam berteman dan bekerja.

---

Cheers,
meloo

17 komentar:

  1. iya emang mesti lebih waspada kalo temenan di kantor karena gak semuanya tulus. pasti ada aja yang nusuk dari belakang... jangan terlalu deket kalo gua bilang ama temen kantor...

    BalasHapus
  2. Amin! Laki gue pernah bilang "Di kantor itu buat bekerja bukan temenan, jadi anggap mereka semua kolega kerja untuk kerja sama dalam pekerjaan. Tapi jangan harapkan mereka sebagai temen yang bisa bantu support kamu, because you have to support yourself." Selalu ada orang-orang di kantor yang berusaha untuk terlihat terbaik/paling menonjol tapi dengan mendorong atau menjatuhkan orang lain... semoga lo bakal ketemu orang-orang yang lebih sportif, lebih jujur dan lebih baik dari mereka, Mel :)

    BalasHapus
  3. olaaaa Meloooo :)

    mel, gue pernah gawe di prus besar en kurleb gue ngalamin yg lo alamin *senasib* en rasanya emank ga enak bgt pas ditusuk dari belakang terlebih gue srg2 disuruh ini itu tapi diklaim hasil kerjaan mrk. dodolnya gue saat itu ya pasrah diem2 aja sampe akhirnya gue resign ninggalin jejak jelek dimata boss en spv. duh gue jadi curcol ya, hahahaha
    mel, smoga di divisi lo yang baru, lo dapet orang2 yang bner baik (ga busuk hatinya) en bisa bicara apa adanya kalo emank suka or ga suka. smangatt ya Mel :)

    BalasHapus
  4. Meii semoga di divisi yang baru orang2nya lebih baik dan cocok yahh.. Smoga bisa bikin lo lebih smangat kerja jugaa.. hehe.. :)

    BalasHapus
  5. Biasanya di kantor2 gede emang gitu, muka palsu, ngomongan palsu, tmen ak juga kaya gini nih serba palsu deh kalo di kantor gk tau mana yg bener2 tulus =__=

    Moga di divisi baru melo cepet adaptasi dan mereka gk pada pake topeng :)

    BalasHapus
  6. Mel, gue mau mencoba mengkomentari dari sisi yang berbeda ya. Mungkin statement gue gak bisa bikin lu happy, tapi at least bisa nambah pandangan. Gue juga pernah kerja di kantor (kebetulan di Indo cuma 1 kantor) selama 6.5 tahun sebelum akhirnya gue resign karena ada Abby. Gue ngerti banget lika liku di kantor, gimana dengan anak buah, gimana dengan coworker, bahkan gimana harus bersikap sama atasan. Setelah gue baca post elu yang ini, plus post elu yang beberapa waktu lalu soal teman, gue agak bisa menarik suatu benang merah. CMIIW, tapi ini sedikit opini gue ya.

    Elu bilang di atas, kalau elu tidak ada ambisi untuk jadi karyawan terbaik. Memang mungkin kita tidak harus punya ambisi tinggi, tetapi yang namanya kerja di office, you have to meet certain expectation. Have you met that expectation? Bahkan saat kerja di dalam team pun, orang-orang punya ekspektasi tertentu sama kita. Dan ada kemungkinan, temen-temenlu tau kalau elu orangnya agak sensi (as you said in the previous post that you're a sensitive person), makanya mereka nggak berani atau nggak bisa ngomong langsung ke elu, karena serem kalau elu marah or ngambek sama mereka. Ke siapa mereka bisa mengadu? Ya cuma ke atasan, karena cuma atasan yang bisa jadi perwakilan mereka untuk bicara (dan kalau gue bilang itu wajar). Lu lebih ngerasa kesel mana, ditegor atasan atau ditegor temen sendiri yang levelnya mirip? Bisa aja kalau ditegur temen langsung, elunya malah marah dan ngerasa temen lu ikut campur. Who knows?

    Dan jika elu merasa sudah met the expectation, tapi temen lu kemudian took credit for what you have done, please defend yourself! Jangan kita jadinya malah self pity, tapi did nothing. Instead of moving to other division, prove yourself that you're good. Tunjukkan kalau elu memang karyawan yang worth to be kept. Despite elu gak punya ambisi, lu tunjukkan apa yang lu bisa lakukan, or else you will always be a below average employee with below average career advancement (though you said you have no ambition, I do believe you want a career advancement). Jika elu memang benar-benar sudah tunjukkin ke bos kalau kerjaanlu oke, orang mau gonggong kayak apapun, bos lu tau kalau elu berprestasi. Pas gue di kantor dulu, gue tuh tau persis anak buah mana yang bener-bener kerja, dan mana yang cuma lip service. Gue ga percaya omongan, gue percaya hasil kerja.

    To conclude, kita ini sebagai manusia yang hidup di kantor, terkadang kita harus refleksi juga, have we done our best or at least tried our best? We cannot blame the environment and cannot hope by moving around we will find the solution, if we didn't even try to conquer our problem in the first place. Hopefully you will find the best solution ya, Mel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Ci..
      aku gak marah dengan komen cici. Serius :)
      Dan aku udah pernah bilang begitu juga sama salah satu temen aku. Dan aku bilang, semua butuh proses. Mengubah pandangan orang lain ke kita itu gak gampang. Dan Mau sebagus dan sebesar usaha kita, kalau orang udah punya pandangan jelek ke kita, susah untuk membuat mereka appreciate.

      Bukan aku tidak mencoba. Aku udah berusaha kok. Maybe, usaha aku uda semaksimal mungkin buat aku. Tapi mungkin buat orang lain, usaha aku baru 50% atau 70% atau bahkan ga masuk kategori usaha sama mereka, Who knows? Aku bukan gak pernah bicarain ini sama atasan aku dan salah satu temen di tim aku yang lama.

      Kalau kata atasan aku, aku gak bisa minta mereka beradaptasi sama aku. Tapi aku yang harus beradaptasi dan mengerti mereka. Dan aku coba. Kalau nurut dari sisi sensitif aku, mungkin uda nangis tiap kali disindir. Tutup mata udah, tutup telinga juga udah.
      Yah, setiap orang memang harus punya ambisi. Tapi mungkin, ambisi aku bukan disana. Aku bukan membela diri, aku terima kok. Mengubah sisi sensitif itu gak gampang Ci. Proses belajar itu susah banget buat dilewatin. Aku udah berusaha, meski yang bisa liat itu hanya orang yang terdekat buat aku.
      Cuma It's Ok ci..Ini cuma sebuah sisi pandang dari aku, seorang yang selalu dianggap sensitif. :)

      Hapus
  7. Hai Mel....

    Boleh kasih pendapat nggak, tapi agak beda sama komen2 sebelomnya. Kalau baca2 dari cerita ini sama cerita yg dulu tentang temen kantor gw dapet kesimpulan kalau karakter lu adalah Melankolis Plegmatis.

    Gw rekomen lu baca buku tentang personality, disitu dikupas tuntas sampe perintilan dan gimana cara ngatasinnya. Intinya lu harus mengerti diri lu dulu dengan karakter lu. Lu sudah diciptakan Tuhan dengan karakter yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangan. Sebagai manusia yang diberi akal budi tentunya kita (termasuk gw) bisa melihat mana kelebihan kita itu dikembangkan dan kekurangan kita jangan dijadikan alasan dalam suatu peristiwa, bahkan kalau bisa gimana cara ngurangin hal negatif dlm diri (ini susah dan gw pun masih ngalamin kok) harus niat dari diri sendiri plus berdoa.

    Mau temenan itu dan pekerjaan dimanapun sama, pasti ada yang namanya kompetisi yang disayangkan kadang dengan cara yang tidak sehat. Gw melihat type lu yg dibelakang layar, tertutup, sensitif (wajar karena inj katakter lu) sementara yang bisa mengambil hati orang2 itu yang pinter mgomong, yang populer, yang di depan layar.

    Disini lu harus pinter2 menempatkan diri, caranya gimana? Tentu elu sendiri yang tau gimana. Lu harus belajar out of the box dari karakter lu contoh yg soal ambisi. Dimata lu mungkim ambisi lu udah oke tapi bagi orang yang karakter koleris itu ambisi lu kurang. Biasanya atasan itu rata3 koleris karena berjiwa pemimpin, pinter ngomong, bisa menguasai keadaan, berpikir cepat dan taktis. Model org kaya gini entah atasan atau rekan kerja gw yakin bikin lu stress hehehe.

    Lu harus belajar "diplomatis" gimana caranya? Gw dulu pun gak bisa, seiring keadaan kurang lebih kaya elu dan itu bisa dimana aja gak cuma kerja kantor, bisa dalam sekolah anak, waktu gw kuliah,dll. Gw type melankolis juga tapi katakter kedua sanguinis bukan plegmatis. Gw pun sebel kl ada yg take credit kerjaan gw pdhl yg bersangkutan gak kerja apa2. Biasanya gw kesel2 sendiri, sedih sendiri smp bisa nangis tapi gak ada guna dan gak merubah yg ada bikin bengkak mata, mending nangis gara2 nonton korea toh?

    Intinya lu harus memgerti dan paham dulu dengan karakter lu, menggali potensi kelebihan dan mengurangi kelemahan. Kedua lu harus mencintai diri elu dengan karakter elu. Nanti dari situ lu akan bisa melihat dan mencintai org lain dengan perbedaan karakter. Coba deh berubah dulu dari diri sendiri, pasti bisa sambil berdoa. Pelan2 nanti nggak kehidupan kantor jadi menyenangkan tapi lu pun akan banyak teman yang tulus (pokoknya relasi lu dengan orang akan terasa beda dari posting2 lu sebelom2 ini dan sekarang). Kalau gw bedah satu2 bisa panjang lebar jd posting sendiri haahhaah. Belajat diplomatis yah Mel plus pake taktik, gw bukan ajarin licik, jilat atasan. Susah jelasin, moga2 lu ngerti yg gw maksud.

    Sorry komennya panjang, semoga berkenan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Ci..

      Aku memang melankolis.. untuk karakter kedua hampir imbang sih untuk ketiganya. Tergantung keadaan, mana yang lebih menonjol.

      terima kasih untuk melihat case ini dari sisi psikologis. ^^
      dan keadaan yang tadi ci Fel bilang, memang pas banget sih sama yang aku alamin. Aku setuju sama semua yang ci Fel bilang.. :)

      Aku sendiri pun sedang dalam proses untuk belajar mengenal diri sendiri aku lagi, passion aku, dan yang lainnya. kalo yang awalnya, setiap kesel selalu sendirian terus nangis, sekarang berusaha terbuka dengan suami dan beberapa orang terdekat.

      Aku nulis post ini pun bukan sebagai keluhan. Yaa..aku nganggepnya bukan keluhan sih.. hahahaha..cuma selentingan curhat buat keluarin uneg-uneg...hihihi

      Hapus
  8. Hai salam kenal, kunjungan perdana :-)
    Rumit jg ya sikon di kantor U...Jd inget, gw jg pernah dirotasi di beberapa divisi walau masih satu departemen... ketemu karakter yg berbeda2, cmn gw ambil sisi positifnya ja... Nambah ilmu hehehehehe baik dari segi kerjaan/pertemanan.
    Smoga cepet beres ya urusan kerjaannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi kunjungan perdananya :)

      iya mesti belajar banyak nihh.. makasi yaa...

      Hapus
  9. Hallo melo...uda lama ga baca2 postingan dikau...Kayanya emg di kantor suka ada yg rese dan suka cari muka...yah dimaklumi aja..semoga pindah divisi menjadi lbh baik lagi yaa. oiya melo kalo bisa sensitif nya dikurangin mulai jadi org cuek aja jadi ga banyak beban pikiran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya rib.. makasi yaa..
      uda belajar dikurangin kok.. :p
      nyahhaa

      Hapus
  10. hai melo..ikutan nyumbang saran yah..gw juga sensitive loh mel orangnya.. cuma setiap ada kritikan dari orang2 ttg personality gw, gw berusaha menyikapi dengan santai..kalo memang ada yang perlu diubah krn emang salah prilaku, berusaha pelan2 diubah.. tapi jangan sampe kita berubah krn mengikuti setiap omongan orang jd kyk kehilangan jati diri gtu ga sih melo....

    gw yakin mereka cuma belum kenal lu lebih baik lagi..kadang orang suka omongin sikap2 kita padahal mereka cuma tau permukaan kita aja...dalem2 nya mana tau mereka *atau mana peduli mereka....lebih bijaksana aja dalam memilih rekan kerja yang bakal dianggap sebagai "benar2 teman"

    salah satu temen kantor gw pernah bilang "Kalo dikantor tuh jangan pernah 100% percaya sama rekan kerja...90% aja jangan..bahkan nih temen yang udh dianggap sbagai pelengkap penderita, gokil bareng, atau udh tau dalem2nya kita nih..jangan pernah deh berharap atau menaruh kepercayaan 100% sama dia..." jadi bener2 harus pinter2 bersikap kalo didunia kerja....

    tapi kalo di dunia pertemanan....beda ceritanya.....ketulusan dan kepercayaan jadi modal utama kan buat menjaga hubungan...

    keep strong yah melooo..ingettt temen mu banyakk diluar kantor meski kamu menghabiskan hampir separuh harimu dikantor...tapi masih banyak kok temen2 lain yang tulus berteman sama kamu.. jadi kalo ada temen sedivisi yang ga enakin...sebodo amat..bekerja yang baik dan jalin relasi dengan teman lain yg kamu miliki supaya mood nya enak lagi...

    Sukses di divisi baru ya meloooo... *hughughug

    BalasHapus
  11. Semangatt yah Mei, sudah banyak saran bertebaran diatas dan gw tau tujuannya baik :) Semangat di Divisi yg baru yah, smoga bisa belajar banyak dari hal2 yg sudah terjadi :)

    BalasHapus
  12. Aduh sama Mel, percis pengalaman gw ditmpt gw skrg..
    Semangat ya Mel..

    BalasHapus
  13. haloo ci,selama ini gw cuman silent reader aja diblog lo ni ci....gw juga kurang lebih merasa sama seperti yang lo rasain dtmpat kerja,kebetulan gw juga baru pndah kerja ditmpt baru n gw ga ngerasa happy kerja disini karna gw juga ga bisa beradaptasi dengan baik sama orang" dikantor gw yang baru,gw lbh terbiasa menyendiri dsni ..beda banget waktu dikantor yang lama yang gw nya tuh pecicilan abiiss.ahahhhaha yah tapi penyesalan memang selalu dtang terlambat sii ,harusnya gw mikir dengan matang dlu sblom gw ngajuin resign dikantor gw yg lama cuma karna ego gw aja yg merasa disana gw ga bakal berkembang ,...yah,who knows?

    btw,salam kenal ya cii ..jadi curcol di blog lo ni ci ,sori ya .ehehehehe

    BalasHapus